Menanti Tangan Dingin Prabowo Membangun Pertahanan yang Disegani


JAKARTA - Kementerian Pertahanan (Kemhan) terus membangun kekuatan pertahanan yang mumpuni dengan cara memodernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista).

Pembangunan kekuatan yang digagas pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini disusun dalam rencana strategis (Renstra) I, II, dan III yang dimulai sejak 2009-2024 mendatang. (Baca juga: Jabat Menhan, Prabowo Subianto: Saya akan Perkuat TNI)

Melalui program kekuatan pokok minimum atau Minimum Essential Force (MEF) TNI. Perlahan namun pasti, kekuatan pertahanan Indonesia mulai berkembang. Beragam alutsista canggih dan modern mulai memenuhi gudang persenjataan TNI baik matra darat, laut dan udara.

Mulai dari hadirnya Main Battle Tank (MBT) Leopard, Helikopter Apache, Kapal Perang KRI Bung Tomo, KRI Usman-Harun, KRI Rigel dan KRI Spica, Kapal Selam Nagapasa, Kapal Selam Ardadedali dan Kapal Selam Alugoro yang sebentar lagi akan beroperasi.

Termasuk pesawat tanpa awak atau drone CH 4, Helikopter Anti Kapal Selam (AKS) AS565 Mbe, Pesawat Udara CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA), Pesawat Tempur F-16 C/D, Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 m, rudal Starstreak, MLRS Astross II, Artileri Caesar,dan sebagainya.

”Pemenuhan Minimum Essential Force (MEF) yang telah dicapai hingga 31 Juli 2019 adalah 63,45%,” ujar Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu saat menyerahkan jabatannya sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) kepada Prabowo Subianto di Gedung A.H. Nasution, Kemhan, Jakarta Pusat, kemarin.

Meski sebagian besar modernisasi alutsita TNI telah direalisasikan, namun tidak sedikit yang belum diwujudkan di antaranya, pembangunan empat Pangkalan Udara Militer (Lanud) tipe C, enam Satuan Radar Baru, pembentukan dua Resimen Pertahanan Udara (Hanud), lima Detasemen Hanud pembentukan Detasemen/Satuan Peluru Kendali Jarak Sedang dan Jarak Jauh, pembentukan dua skadron teknik baru di Lanud Supadio Pontianak dan Lanud Suryadarma, Kalijati, Subang serta pengadaan pesawat tempur Sukhoi SU-35 buatan Rusia dan sebagainya. 

Kini, tugas untuk merealisasikan program MEF sepenuhnya berada di tangan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang baru saja dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebagai mantan Jenderal TNI, tangan dingin Menhan Prabowo Subianto diharapkan mampu membangun kekuatan pertahanan Indonesia yang memiliki deterrence effect atau efek gentar. Dengan demikian, Indonesia akan menjadi negara yang disegani tidak hanya di kawasan tapi juga dunia. ”Saya akan sekuat tenaga melanjutkan perjuangan dan akan membuat terobosan-terobosan baru untuk bidang pertahanan ke depan,” ucap Prabowo. sindonewscom

Belum ada Komentar

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel